Hello minna... hisashiburi desu ne...^_^,.. yo, ini adalah FF buatanku yang pertama, karena aku gak begitu bakat dalam mengarang, tolong dimaklumi yah... aku masih buat part 1, jika banyak yang like atau komen, aku akan melanjutkan FF ini, jadi tolong bantuannya juga yah,... arigatou...
Author: Riska Fibriani
Genre: romance, with little comedy, friendship
Starring: pov, masih ada yabu kota dan inoo kei, rencana nanti all member HSJ
Kuterbangun dari tidurku yang aku rasa sudah cukup untuk mengembalikan energiku untuk beraktivitas hari ini.,... kyaaa..... aku telaat.... !!!” aku langsung keluar kamar dan menuruni tangga rumahku menuju ruang tamu.
“kau mau berangkat dengan baju tidur??” tanya okasaan ku yang sebari meletakkan koper di luar rumah.
“aah.,... gome ne kachan.... aku bangun kesiangan,.”
“dasar,, udah, cepat mandi,, nanti pesawatnya keburu terbang lagi,..”
“oke kachan.,...” aku naik lagi ke kamar ku dan buru-buru mandi dan ganti baju yang sudah aku siapkan semalam.
mau kemanakah aku?? Sebelum menjawab pertanyaan itu, aku perkenalkan diriku,, *bertele2
oke, namaku amel putriana. Usiaku sudah 22 tahun *terlalu tua yah?.. aku kini akan menempuh S1 kedokteran bidang kandungan di universitas waseda Jepang,.. gak percaya kan?? Aku juga gak percaya kok..*plaaak
aku direkomendasikan oleh pamanku yang juga bekerja di jepang sana, pamanku adalah dosen sastra indonesia di universitas waseda. Dan karena aku pernah sekolah di kesehatan, akhirnya aku melanjutkan untuk jadi dokter.
|---------------©
Aku turun dari pesawat putih ini, dan aku melihat tampak tulisan besar di depanku, “Narita AirPort”, serasa jantungku doki-doki makin kenceng. “yatta...!!! akhirnya aku bisa ke jepang juga,..!!” aku berlari menuju bandara sambil lompat-lompat kegirangan,, dan tanpa aku sadari orang-orang yang ada di bandara melihatku, dan akupun menghentikan lompat-lompatku.. >///<
Sejam aku menunggu jemputan.. “iiisshhh...paman lama amat sih, gak tau apa, aku sampai berakar disini...”omelku.
“amel chan sayaaang....!!” nampak dari kejauhan seorang tante-tante girang *plaaak,, maksutku tante-tante cantik yang setengah berlari ke arahku,. Dengan mengenakan baju putih berenda-renda di dada nya dan rok coklat se lutut, memakai kacamata, dan pasti berkulit putih, rambut panjang di kuncir kuda (?), seakan-akan berbaju ala kantoran,.. eiits, tapi dia dokter loh...
“oba san....?” tanyaku yang meragukan kalau dia adalah tanteku,, karena terakhir ketemu saat aku masih kelas 6 SD, dan dia dulu agak gemuk dan hitam.
“un..un.. kamu makin cantik aja a..mel.. chan..” nada tanteku yang kegenitan membuatku agak merinding dan dia mencubit pipi ku yang aku rasa agak tembem. “yamette oba san..” aku melepas cubitan tante ku yang membuat pipi ku merah.
“aah,, kamu masih sama juteknya kayak dulu yah,,” kata tante ku yang masih aja senyam senyum itu,.,
“mana oji san???” aku clingak clinguk mencari sesosok pamanku, yang dulu perawakannya tinggi dan agak berotot, cakep lagi.
“oji san kamu masih ngajar, jadi aku yang jemput kamu. Ayo, kita ke rumah, let’s go.,...!” dengan penuh semangat, tante ku menarikku untuk ikut dengannya. Nampaknya dia sudah memesan taxi untuk menjemputku. Saat di perjalanan ke rumah tanteku, aku begitu terkagum-kagum dengan suasana di kota yang aku impi-impikan itu.
“oke, kita sudah sampai..” kata tante ku yang seraya membantu ku membawa koperku,. “taraa.... inilah rumah oba san mu ini,, gimana, kau suka kan?”
“un..un... suka..mungkin aku akan betah tinggal disini” jawabku sambil tersenyum.
Di depan rumah terpasang plat nama bertuliskan Yudha Agung Setyo. Itulah nama pamanku, dan nama tante ku adalah rini enggar. Yah, kan mereka asalnya memang dari indonesia.
Rumah bertembok abu-abu dengan perpaduan warna ungu dan hitam, nampak serasi dan dengan dekorasi yang minimalis,. Walaupun rumahnya agak kecil tidak sebesar rumahku, tapi terlihat rapi. Ada taman yang di penuhi dengan bunga-bunga dalam pot, dan pohon cemara yang lumayan agak besar, terlihat rindang.
Aku pun di ajak masuk ke rumah itu, dan di perlihatkan kamarku. “ini kamar kamu, aku desain khusus buat kamu..” kata tante ku yang sedari tadi kelihatan senang banget.
“un...un... arigatou oba san...”. aku terkesima dengan kamarku,. Dengan dekorasi yang cantik bertembok pink dan perpaduan biru, warna yang aku suka. Dan bed juga boneka, nampak girly banget. Aku menyadari kalau tante ku senang banget, karena dia dari dulu ingin sekali mengadopsi aku, padahal dia sekarang sudah punya anak cewek juga, usia nya masih 13 tahun dan bernama rika indriani.
Kamarku ada di lantai atas, jadi aku harus bawa koperku yang super ekstra berat itu ke atas. Tante ku menyiapkan makan siang untukku di bawah. Aku menata barang-barangku. Terlihat pintu kaca di samping kamar, karena penasaran, aku membuka pintu itu. Ada teras kecil, dan nampak di seberang rumah, ada rumah tetangga yang dekat banget dengan rumah tante ku,. Dan di seberang juga ada kamar,* menurutku, dan juga ada terasnya seperti kamarku.
|------------------©
Aku telah bertemu pamanku, yang kini dia nampak agak gendut, tapi masih terlihat cakepnya. Dan sepupu ku yang masih kelas 2 SMP,.
Pada hari kedua aku disana, aku di sibukkan dengan mengurus kuliahku di universitas waseda. Sampai 3 hari aku baru bisa masuk kuliahku. Dan juga aku di ajak ke klinik tante ku. Tempatnya ada di depan rumah tante ku. Jadi aku bisa ikut bantu-bantu di klinik tante ku. Juga aku berkenalan dengan tetangga sebelah. Nama marga nya inoo, dan kali itu aku pikir itu keluarga inoo kei salah satu member hsj. Tapi aku pikir-pikir ulang, kan nama inoo banyak, lagian sudah 3 hari ini aku tidak bertemu cowok itu.
|-----------------©
Akhirnya aku masuk kuliah juga. Di universitas ini begitu elegan, nampak mahasiswa yang cantik-cantik dan cakep-cakep. Juga tentunya kaya-kaya. Aku mulai membiasakan diri dengan teman-teman kuliah di sana. Dan seperti dugaanku, orang-orang jepang tuh ramah-ramah dan enak bergaulnya. Aku bisa langsung akrab dengan teman-teman sekelasku. Karena aku masih bingung dengan bahasa klinis yang jepangnya, aku harus ekstra belajarnya.
“kyaaa...kyaaa......”!!! terdengar jeritan-jeritan dari arah depanku. Dan terlihat segerombolan cewek-cewek.
“apaan sih itu, ada orang jual baju atau pakaian yah..? di obral gitu?” tanyaku pada temanku yang bernama chiaki matsumoto, yang bertubuh tinggi, langsing, berambut hitam dan di urai, juga dia memakai kacamata yang lumayan tebal.
“hahahaha..... ame chan..mana ada sih obral pakaian di kampus.. dasar aneh-aneh kamu ini..” chiaki chan tertawa terbahak-bahak karena celotehku tadi. Aku hanya bisa nyengir-nyengir. Chiaki chan selalu memanggilku dengan ame, karena katanya susah nyebut huruf “L” di belakang.
“itu mereka dari fakultas human science, mereka selalu begitu, saat yabu kun keluar, pasti semua cewek-cewek mengerubungi dia.” Jelas chiaki chan.
“yabu??” aku bingung siapa yang dimaksud oleh chiaki chan.
“iyah yabu, yabu kota.. eh,, atau jangan-jangan kamu gak tau yabu kota yah? Yabu itu.....” kata chiaki chan dan dia menoleh ke arah ku untuk menjelaskan tentang yabu,. “heehhh...??” chiaki melongo melihat aku yang langsung lari ke arah gerombolan cewek-cewek itu.
“kyaaa... yabu kota.... daisuki...!!” teriakku yang mendorong gerombolan cewek itu. Dan....dan.... aku pun semakin doki-doki, karena aku akan bertemu salah satu member idol grup yang paling aku favoritkan itu. Dan... kyaaa.....”teriakku dalam hati. Dan aku pun hanya bisa terpesona berdiri melongo melihat malaikat ada di depanku, aah, maksutku yabu kota ada di depanku. “ternyata lebih cakep yang asli nya” kataku yang masih dalam hati.
“hai chiaki chan...” sapa yabu pada chiaki
“un,, nande,?” jawab chiaki chan. Dan gerumbulan cewek-cewek itu pun mulai menghilang.
“aku kemarin pinjam buku mu, tapi sekarang masih di pinjam inoo”.
“dasar, kenapa kamu pinjamkan lagi ke inoo hah, dia tu lama banget ngembaliinnya tau..”
“iyah, besok aku minta dah ke dia, mungkin sudah selesai bacanya”.
*ingat aku masih melongo disini..*
“anoo........” kataku yang masih belum percaya dengan apa yang aku lihat.
“aaah,, yabu kun. Ini temanku, nama nya ame puturiana. Dia dari indonesia loh..” chiaki chan memperkenalkanku pada yabu. yabu mengulurkan tangannya, dan kami bersalaman.
“yabu kota desu.. ame putu...pu..??”
“amel putriana desu, bukan ame putu....>..<, chiaki chan, jangan suka ganti nama orang seenaknya dong,..”kataku ketus.
“hahaha... kan aku ambil mudahnya aja, emang yabu gimana manggilnya?” tanya chiaki chan ke yabu dengan mengerdipkan matanya bertanda, “ayo sebut dia dengan ame juga....~’.’~”
“eh...? ameru chan,...?” kata yabu yang kebingungan.
“jyahahaha,.,,,..”chiaki chan tertawa terbahak-bahak.
“yamete..yamete... terserah kalian dah mo manggil apa, yang penting di akte ku masih amel...!!” mukaku langsung cemberut dan dengan mulut yang agak monyong.
“gome ne ame chan, aah,, kamu bukannya fansu nya hsj kan?” tanya chiaki chan.
“ha...haik....”jawabku yang hilang cemberutnya dan berubah menjadi malu-malu.
“benarkah?? Bagus dah, ternyata ada penggemarku dari indonesia yah...?” kata yabu dengan senyumnya yang khas, senyumnya yang membuat mata nya menjadi sipit dan tak terlihat itu.
“banyak kok, fansu hsj dari indonesia!” jelasku.
“wow,,sugoii...!”
“udah-udah... kalau ngomongin tentang hsj lain kali aja,. ame chan, yabu ini sepupu ku lo.” Kata chiaki chan yang membuatku melongo lagi.
“hountou desu ka?” tanyaku yang masih belum percaya.
“hahaha...iyah, rumah kami pun bersebelahan kok” tambah yabu.
|------------------©
Aku tak percaya apa yang terjadi tadi siang. Aku ingin memejamkan mata tapi sulit. Masih terbayang-bayang, “aku sekampus dengan yabu kota, yabu kun, nibanku di hsj...kyaa...”gumamku.
Karena aku tidak bisa tidur, dan waktu masih menunjukkan jam 9 malam, aku berpikir untuk keluar ke teras untuk membaca dan menikmati udara luar.
Dengan membawa secangkir kopi dan buku anatomi ku, aku keluar kamar.. aku meneguk kopi ku, dan... crooooooottttt.....”uhuk...uhuk....!!!... a....a....a....!!!” *bisa bayangin ekspresi ku gak? Oke, aku jelaskan*, dengan cangkir di tangan kanan dan buku di tangan kiri yang sudah kena semprotan kopiku tadi, dan tangan kanan yang masih memegang cangkir, aku menunjuk-nunjuk ke arah depan.
Terlihat cowok putih, tinggi, wajahnya cantik (?), berambut agak kriwil-kriwil, dan memakai kacamata berbingkai hitam dan sedang membaca sebuah buku, ada di depanku, berdiri di teras kamar tetangga samping rumah.
“anata....!!!” teriakku
Dari seberang sana, si cowok itu melepas kacamata nya dan melihat ke arahku.
“inoo kei??!!!” aku masih dengan nada teriak.
“un..? dare?” kata inoo.¶¶
|---------------©
~{{{To Be Continue{{{~
~Yabu Kota~
~Inoo Kei~